Title: This is felt falling in love?
Author : Jenny W.
Genre : romance (rata-rata gini sih) ^^
Type : multichapter
Chapter : four
Fandom : Hey! Say! JUMP
Starring : yamada ryosuke (HSJ), daiki arioka (HSJ), tsukiyomi michiko (OC), thalia (OC), yabu kota (HSJ), tsukiyomi tsuyori (OC) dan orang-orang yg asal lewat..
Author : Jenny W.
Genre : romance (rata-rata gini sih) ^^
Type : multichapter
Chapter : four
Fandom : Hey! Say! JUMP
Starring : yamada ryosuke (HSJ), daiki arioka (HSJ), tsukiyomi michiko (OC), thalia (OC), yabu kota (HSJ), tsukiyomi tsuyori (OC) dan orang-orang yg asal lewat..
Discalimer : well, sorry for waitting ><
This is Felt
Falling in love? : part4
Aku pun membuka mataku dan melihat dengan
samar-samar
“dimana ini?
Apa yang terjadi?” tanyaku dalam hati
“oh rupanya kamu sudah bangun dari mimpimu yang
indah ya?” tanya si penjahat itu
“umphhh” kataku karna mulutku di lakban “kau mau apakan aku?” tanyakku dalam hati
“ternyata kamu memang manis kalau dilihat dari
dekat ya” ucap si penjahat itu lagi
“ummpphhh” teriakku yang ingin meminta tolong dan
mulai ketakutan
“percuma saja kau minta tolong tidak akan ada yang
akan datang menolongmu. Karna tempat ini jauh dari kemaramaian kota dan gak akan
ada yang tau tempat ini” kata penjahat itu yang mengetahui arti teriakkanku
Aku pun hanya bisa pasrah sampai menunggu ada
orang yang menyadari keberadaanku. Air mataku mulai menetes setetes demi
setetes.
***
Ryosuke POV~~
Malam ini aku tidak bisa tidur karna khawatir
dengan keadaan michiko karna percakapannya lewat ponsel tadi. Kata kata michiko
terngiang di benak kepalaku
“tasukette?
Apa maksudmu michiko-chan? Aku khawatir padamu” kataku dalam hati
Kemudian melihat layar ponselku yang layarnya
kosong dengan menunggu jawaban
***
Keesokan paginya aku pun terbangun dari mimpi
burukku dan langsung terpikir untuk mendatangi rumah michiko. Di jalan menuju
rumahnya tak sengaja aku menemukan ponsel michiko yang terjatuh. Dan langsung
berlari ke rumahnya sambil berharap tidak terjadi apa pun sama michiko
Ting tong..
Bunyi bel pintu rumah michiko terdengar sampai ke
depan. Beberapa saat kemudian seorang wanita separuh baya keluar dari rumahnya
“ohayou.. sumimasen.. tsuyorinya ada?” tanyaku
“dari siapa ya?” tanya wanita itu yang ternyata
oka-san nya michiko
“boku yamada Ryosuke desu. Aku temannya michiko.
Cuma hari ini aku ada perlu dengan tsuyori-chan” jelasku panjang lebar
“hmm.. sou ka.. tsuyori-chan ada temanmu nih” kata
oka-sannya dengan berteriak dan melihat ke arah tangga “masuk aja dulu” tawar
oka sannya michiko dengan lembut
“ahh.. iiee.. aku hanya sebentar koq. Aku hanya
ingin mengajak tsuyori keluar karna ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan”
jawabku dengan hati hati
“hmm.. wakatta” katanya singkat dan kembali menuju
dapur
Beberapa saat kemudian tsuyori pun turun
“aree? Yamada-senpai? Doushitano?” tanya tsuyori
polos
“ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan sama
kamu tapi gak bisa disini. Bisa kamu ikut aku sebentar?” tanyaku
“un.. bisa koq.. oka-san aku pergi dulu ya..
itekimasuu” kata tsuyori sambil berteriak
“itterashaii” kata okaa-sannya yang juga berteriak
dari arah dapur
Aku dan tsuyori pun berjalan menuju sebuah taman
dan duduk di sebuah bangku panjang yang lokasinya tidak jauh, tidak dapat
terdengar oleh orang lain dan juga dengan angin sepoi sepoi yang menyejukan
tempat itu.. tak lama kemudian aku mulai bicara padanya
“jadi tsuyori-chan.. apa michiko-chan sudah
pulang?” tanyaku langsung to the point
“hmm.. sebenernya belum dari kemarin.. Cuma aku
bilang ke oka-san kalau dia menginap di rumah thalia-senpai dan aku udah
kabarin thalia-senpai kalau di tanya sama oka-san nee-chan ada dimana bilangnya
ada di rumah dia.. soalnya akku takut oka-san khawatir sama nee-chan” jawabnya
panjang lebar
“hmm.. sou ka.. sebenernya ada beberapa hal yang
ingin aku bilang sama kamu” kataku dengan perasaan gelisah
“nani?” tanyanya sedikit hati-hati.
“sebenarnya kemarin michiko-chan menelponku
malam-malam….” Belum selesai dengan kata-kataku tsuyori pun memotongnya
“bicara apa?” tanya tsuyori yang mulai panic
“yahh.. dia mengatakan tasukete.. aku khawatir
terjadi sesuatu” jawabku pasrah
“nani?!” jawab tsuyori dengan wajah kagetnya “apa
senpai sudah telepon polisi?” lanjutnya dengan pertanyaan
“iiee.. belum.. aku belum menelponnya.. karna aku
pikir.. aku akan mencarinya dulu” jawabku
“mana mungkin bisa gitu.. kita harus lapor polisi”
protes Tsuyori
“maa.. wakatta.. ayo kita lapor dulu” kataku
hendak mau melangkahkan kakinya suara ringtone ponsel michiko berdering
“ahh.. thalia chan” kataku kemudian melihat kearah
tsuyori sebentar kemudian mengangkatnya
“moshi moshi” jawabku
“aree?!! Kenapa yama-chan yang angkat?” tanya
thalia dengan bingung diseberang telpon itu
“sebenarnya begini….”jelasku kemudian dengan
panjang lebar menjelaskan semua kejadiannya secara detail
“nanii??!!” kata thalia tersentak kaget di
seberang sana
“akhh.. lebih baik kamu ke sini aja.. kamu ke kantor
polisi biar aku jelasin lagi” kataku pada akhirnya sebelum memutuskan koneksi
tersebut
***
Thalia POV~~
“kenapa bisa
michiko-chan diculik segala… haduh aku khawatir banget” umpatku dengan gelisah sambil berjalan
secepatnya ke kantor polisi
Setelah sampai aku bertemu dengan Tsuyori.. tau
lah dia adiknya michiko.. aku pun menghampirinya
“tsuyori-chan jadi koq bisa nee-chan mu itu di
culik? kenapa penculik itu maunya ma michiko-chan? Kenapa ngak sama orang lain
sih?” kataku yang baru datang langsung menyerbu tsuyori dengan pertanyaan
pertanyaan itu. Kulihat memang ada sedikit bingung di wajah tsuyori untuk
menjawab..
“wakaranai yo.. jangan tanya aku.. mana mungkin
aku tau kenapa penculik itu maunya sama
nee-chan. Lalu nee-chan di culik kemarin malam.. itu aja tau gara-gara nee-chan
menghubungi yamada-senpai dan tiba-tiba koneksi putus ditambah nee-chan ngak
pulang pulang dari kemarin” timpal tsuyori
“apa sudah lapor polisi?” tanyaku
“ini juga lagi lapor” jawab tsuyori
Beberapa saat kemudian Ryosuke pun keluar dari kantor polisi
“gimana yama-chan? Apa polisi mau nerima laporannya?” tanyaku
“dia mau nerima tapi, kalau pencarian selama 2hari ngak ketemu
juga terpaksa kita harus mencarinya sendiri” jawab Ryosuke dengan wajah pasrah
“hmm.. souka” kataku pasrah
Beberapa saat kemudian aku dan yang lain pun bubar pulang ke
rumah masing-masing.. sewaktu di jalan aku membuka ponselku dan melihat ada 7
panggilan tak terjawab dan kulihat namanya ternyata daiki. Aku pun menekan
tombol hijau dan beberapa saat kemudian panggilanku masuk
“moshi moshi dai-chan? Tadi ada apa? Maaf aku gak angkat
telpon darimu tadi handphoneku ku ‘silent’ jadi aku tidak tau kalau kau
menelponku” kataku membuka pembicaraan
“wakatta.. memang kau sedang apa?” tanya daiki kemudian
“aku tadi ada bersama yama-chan dan….” Kataku yang belum
selesai tapi sudah dipotong oleh daiki
“nani?!! Kau sama yama-chan?! Memang kamu ngapain sampai gak
angkat telponku?” kata daiki yang mulai marah
“aku gak ngapa-ngapain koq.. makanya dengar penjelasan orang
dulu.. aku belum selesai ngomong udah kamu potong aja” gerutuku dengan panjang
lebar
“ahh.. gomen ne.. aku sedang emosian akhir-akhir ini.. hontou
ni gomen” kata daiki dengan lirih
“daijoubu.. makanya lain kali denger dulu” kataku dengan nada
mulai tenang
“un.. hontou ni gomen ne.. jadi kau sedang apa?” kata daiki
dengan nada lembut
“aku, yama-chan, sama tsuyori-chan ke kantor polisi” kataku
“hahh??!! Kantor polisi? Ngapain?” tanya daiki panic
“un.. aku ke kantor polisi mau lapor kalau michiko-chan
diculik” jawabku lesu
“nanii?! Koq bisa? Ok aku ke rumahmu seka…” kata daiki
menggantung karna baterai ponselku habis dan ponselku secara otomatis mati
“hmm..
tadi dai-chan bilang mau kerumahku? Lebih baik aku cepet-cepet sampai di rumah
deh”
kataku membatin
***
Daiki POV~~
Aku pun sampai di depan rumah thalia-chan dan kebetulan sekali
aku bertemu di depan pintu gerbang dengan thalia jadi aku tidak usah masuk
lagi, malah aku menariknya pergi dari rumahnya ke sebuah café terdekat dari
rumahnya itu. Setelah sampai aku pun langsung to the point menanyakan alasan
michiko-chan di culik dan memesan minuman di situ
“hmm.. jadi gimana?” tanyaku membuka pembicaraan
“apanya yang gimana?” tanya thalia balik
“itu masalah michiko-chan” jawabku
“ohh.. ya.. jadi michiko-chan diculik itu kejadiannya kemarin
malem habis pulang dari studio JUMP, aku sih udah pulang duluan terus
michiko-chan telpon yama-chan dia bilang ‘tasukete’ yaudah gini deh” kata
thalia mempersingkat ceritanya
“hmm.. sou ka.. sore de? Apa kata polisi?” tanya daiki lagi
“kata polisi bisa aja Cuma kalau lewat dari 2 hari dan ngak
bisa di temuin terpaksa polisi nyerah.. gitu” kata thalia sambil menghela napas
panjang.
“souu.. kalau gitu kita juga harus bantu polisi cari
tsukiyomi-san dong” kataku dengan memberikan usul
“un.. kau benar.. tapi kita ngak ada petunjuk sama sekali buat
bantu polisi” jawab thalia dengan wajah pasrahnya
“tapi kita itu sahabatnya jadi kita juga harus mencarinya biar
pun itu ngak ada petunjuk satu pun” kataku menyemangati thalia
“un” jawabnya singkat
***
Author’s POV~~
2 hari sudah berlalu tanpa ada tanda-tanda dari penjahat itu,
polisi pun sudah menganggap insiden ini sudah selesai. Hubungan daiki dan
thalia juga merenggang akibat mereka sudah jarang berkomunikasi dan daiki
merasa tidak mendapat perhatian dari kekasihnya karna thalia selalu pergi
mencari michiko terus menerus sepanjang waktu hingga tidak ada waktu untuk
daiki lagi.
Thalia POV~~
“sudah lah.. aku mohon mengertilah perasaanku sedikit.. aku
juga sedang mengkhawatirkan michiko-chan. Kau tau kan michiko-chan itu
sahabatku?” ocehku melalui jaringan di seberang sana dengan daiki
“aku tau tapi aku juga butuh perhatianmu.. memang aku ini
siapa kamu sih?” tanya daiki tak mau kalah saing
“iya kamu itu pacarku tapi kumohon mengertilah aku kan juga
panic soalnya michiko-chan belum di temukan sampai sekarang” jawabku dengan
nada memelas
“arghhh.. sekarang kamu tinggal pilih, kamu mau dateng ke
tempatku atau ngak kalau kamu ngak dateng, mendingan kita putus aja deh” jawab
daiki ketus kemudian langsung mematikan telponnya tersebut
Sesaat aku hanya bisa kaku karna perkataan daiki yang tadi..
air mataku mulai menetes dan aku pun duduk di sebuah bangku taman yang kosong
tanpa orang itu dan menutupi wajahku yang mulai basah.
“aree? Thalia-chan? Kamu kenapa?” tanya yabu yang kebetulan
melewati taman itu
Aku pun dengan sigap menghapus air mata yang mengalir di
pipiku
“nandemonai” jawabku singkat
Yabu pun memerhatikan wajahku yang kusut cukup lama. Aku tau,
aku tidak membohonginya yang lebih dewasa dari pada diriku
“kau bohong.. ayo cerita saja padaku kit akan teman” kata yabu
cukup menenangkan hatiku. Aku hanya terdiam tanpa mengatakan 1 kata pun
“kalau kau tidak mau juga ngak apa apa sih.. kalau gitu aku
duluan ya” jawab yabu sambil mencoba berdiri dari tempat duduknya
“aku.. aku.. hubunganku dengan daiki merenggang” jawabku
sambil menelan ludah sebelum yabu beranjak pergi dari sini. Kemudian yabu
kembali duduk dan mendengar ceritaku.
“sou ka.. hmm.. susah juga kalau gini.. ahh.. gini aja kamu
bicarakan lagi sama dai-chan klo dia masih keq gitu juga keputusan ada di
tangan kamu. Kamu mau mengakhirinya atau melanjutkannya.. hanya itu yang bisa
aku bantu.. gomen aku udah harus pergi” jawab yabu seraya meninggalkanku
sendiri yang masih terdiam di tempat dudukku
Hari menjelang sore aku pun memutuskan untuk mencoba saran
yabu dan mendatangi rumah daiki serta membicarakan hal ini baik baik sama daiki
“sumimasen.. apa daikinya ada?” tanyaku yang masih berada di
depan pintu rumah daiki seraya menunggu seseorang membukakan pintu itu
“dare? Akh.. douzo.. silahkan masuk thalia-chan, jadi kau
masih mau melanjutkannya kan? ” tanya daiki dengan terukir senyuman di wajahnya
“bukan itu maksudku.. aku hanya ingin bertanya padamu secara
langsung” jawabku dengan wajah serius
“kau ingin bertanya apa?” tanya daiki
“apa kamu ngak bisa mengerti perasaan kehilangan teman bahkan
sahabatmu dari kecil?” tanyaku langsung membuat ukiran senyum di wajah daiki tadi
memudar
“apa maksudmu?” tanya daiki lagi dengan wajah datar
“yang aku maksud apa kamu ngak pernah memikirkan bagaimana
perasaanku yang sedang kehilangan sahabatku? Apa kamu pernah memikirkannya? Apa
yang kamu lakukan kalau hal itu terjadi sama sahabat kamu? Apa? Apa?” tanyaku
yang mulai terbawa suasana emosi
Daiki pun hanya bisa tertunduk dan diam mendengar ocehanku
itu. Aku pun kecewa dengan tanggapan daiki dan aku pun langsung mengambil
keputusan
“lebih baik kita putus.” Kataku yang mencoba untuk tegar
kemudian pergi dari rumah daiki sambil meneteskan air mataku yang tidak rela.
Langit yang mendung, cuaca yang mulai gelap benar-benar
seperti suasana hatiku sekarang ini. “kenapa
langit selalu tau perasaan orang ya?” tanyaku dalam hati dan mulai
meneteskan air mataku.
sesaat aku berhenti melangkah dan membiarkan air hujan yang
deras membasahi seluruh tubuhku dan menutupi wajahku yang di basahi oleh air
mata.
“apa ini
akan benar-benar berakhir? Ya tuhan aku benar-benar ngak sanggup kalau harus
ini yang terjadi padaku. Kehilangan sahabatku dan kekasihku juga tidak
memikirkan persaanku. Apa yang harus aku lakukan setelah ini?” tanyaku
dalam hati sambil terus menangis tanpa suara.
semua orang yang berada disitu pun menatapku dengan penuh
heran. Bukan karna aku menangis tetapi karna ini hujan dan aku malah tidak
beranjak pergi tentu saja biasanya kalau hujan orang akan berlarian mencari
tempat berteduh. Berbeda denganku yang malah menetap dan diam di tempatku
sambil terkena air hujan yang membasahi tubuh…
***
TBC ya minna ><
gomen lama menunggu..
***
Michiko POV~~
Tubuhku terasa lemas dan kaku sekali sudah 2 hari ini aku
hanya di beri makan sehari sekali kepalaku sakit sekali pusing dan penat di
kepalaku kurasakan ditambah aku diikat di sebuah kursi tanpa berdiri atau pun
merebahkan tubuhku rasanya aku sudah tidak kuat lagi. Saraf di tubuh ini juga
sepertiya sudah mati karna aku ngak bisa menggerakan tubuhku lagi bahkan kaku..
“hohh.. kau sudah sadar ya?” tanya penjahat itu sambil membuka
topeng di wajahnya
Samar-samar aku lihat wajahnya. Aku pikir aku berhalusinasi
saat melihat wajah orang di depanku ini, tapi ternyata aku salah ternyata itu
memang dia. Sesaat serasa jantungku seperti ditusuk bambu yang sudah diasah
sampai runcing hingga menusuk hatiku. Rasanya aku ingin berteriak dan bertanya
kenapa mantan kekasihku itu yang bernama saito yoichi melakukan ini. apa
sebabnya dia melakukan ini? Tapi tidak bisa karna mulutku terkunci rapat oleh
lakban yang menempel di mulutku itu
“kenapa
harus kamu yang melakukan ini?” tanyaku dalam hati sampai
menjatuhkan air mata di pipiku
“hei.. kau jangan nagis aku hanya ingin memilikimu kembali kau
tau” kata yoichi
“bagaimana
bisa aku tidak menangis? kau yang melakukan ini orang yang aku kenal” jawabku
dalam hati
Yoichi yang melihat itu pun memegang pipiku dengan tangannya
kemudian mengusap air mata di sela pipiku dan mendekatkan wajahnya hingga wajah
kami sekarang dekat sekali.
“aku mau kita pacaran kayak dulu” katanya dengan tatapan yang
lembut kemudian melepaskan ikatan tali dan melepaskan lakban yang menempel di
mulutku. Tubuhku yang lemas dan kaku itu pun goyah dan hamper jatuh ke lantai
arah kanan tapi di tolong oleh yoichi. Yoichi pun menggendongku kea rah sebuah
matras dan membaringkanku disitu
“kenapa kamu lakukan ini ke aku?” tanyaku dengan lirih
“kan sudah aku bilang aku hanya menginginkan kamu. Sudahlah
lebih baik kamu istirahat aja.. aku tau pasti badan kamu lemes banget udah
duduk selama 2 hari tanpa bangun mau pun rebahan kan? Maaf aku harus ngelakuin
ini sama kamu” jawab yoichi sambil memegang wajahku lagi.
Beberapa saat kemudian pun aku tertidur… dan samar-samar aku
melihat dia mengambil pnselnya dan menelpon seseorang. Tapi aku tidak tau siapa
karna aku langsung tertidur
***
Ryosuke POV~~
Aku yang sedang mencari michiko pun terhenti melangkahkan
kakiku karna ada panggilan masuk dan aku pun melihat ‘privat number’. Aku yang
melihatnya pun penasaran dan kemudian mengangkatnya.
“moshi moshi? Dare desuka?” tanyaku penasaran
“kau tidak perlu tau aku siapa. Yang harus kamu tau, michiko
ada bersamaku dan dia baik baik saja bersamaku. Lebih baik kau menjauh darinya.
Karna dia lebih senang bersamaku” kata si penelpon misterius itu lalu dia
mematikan ponselnya
“moshi moshi? MOSHI MOSHI?” kataku lalu memutuskan jaringannya
“kuso” teriakku lalu meninju tembok yang ada di dekatku
Lalu si penelpon misterius itu kembali menelponku. Aku pun
mengangkatnya
“moshi moshi” jawabku
“aku lupa memberitahukan kalau kau mau menghubungiku, kau
harus pecahkan teka teki dariku ini” kata si penjahat itu. Kemudian aku
menyiapkan secarik kertas dan sebuah pen yang kebetulan aku bawa untuk cari
bukti “1, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 27...---… 1 23 3 27 23 23 3 1 27 7 17 .
selamat mencoba.. hahaha” kata penelpon misterius itu lalu menutup telponnya
“chotto matt..” kataku sebelum jaringan itu terputus
“arghh.. kuso..” kataku kemudian melihat angka angka yang baru
dia tulis itu “ini angka apaan sih? Menyebalkan aku ngak ngerti” kataku
kemudian mengambil ponsel yang ada di saku celanaku lalu menghubungi seseorang
***
Chinen POV~~
Ponselku pun menderingkan ring tone yang biasa aku gunakan
saat telpon masuk dan aku pun mengangkatnya
“moshi moshi yama-chan.. doushitano?” tanyaku dengan suara
imut nan manisku penasaran
“cepat kamu ke rumahku ada yang ingin aku bicarakan sama kamu”
kata Ryosuke lalu dia mematikan jaringan telepon
Aku pun terheran-heran mendengarnya kemudian melihat ponselku
yang jaringan sambungannya sudah terputus. Aku pun mengikuti perintah Ryosuke
pada hal saat ini aku sedang latihan sendiri di rumah.
Saat sampai dirumah Ryosuke….
“aree? Yama-chan?” kataku melihat Ryosuke di depan rumahnya
“ahh.. kau sudah datang” kata Ryosuke lalu dia menarik tangan
kananku dan mengajakku ke sebuah café yang lokasinya tak jauh dari rumahnya
“maa.. doushite yama-chan? Kenapa kau mendadak mengajakku
bertemu?” tanyaku yang kebingungan setelah sampai di café itu
“aku ingin kau memecahkan kode ini” kata Ryosuke sambil
mengeluarkan secarik kertas yang isinya tentang kode angka yang sama sekali
tidak aku ketahui “ini nomor handphone.. apa kau tau michiko-chan di culik?”
lanjut Ryosuke dengan pertanyaan dan dengan wajah seriusnya
“hee?! Hontou?” tanyaku yang tidak percaya
“un.. si penjahat itu ngasih kode buat menghubungi nomornya
tapi aku ngak tau harus mulai pecahin no kode ini dari mana. Makanya aku minta
bantuan kamu.. kamu kan jenius” kata Ryosuke dengan wajah memelasnya
aku yang mendengarnya pun terseyum senyum sendiri kemudian
mengambil secarik kertas itu dan mulai mencoret coretkan angka untuk memecahkan
kode tesebut.
Beberapa jam kemudian aku baru mengerti nomor ponsel dari kode
itu lalu aku bergegas memberitahukan Ryosuke, lalu ryosuke langsung pergi dengan
meninggalkan sejumlah uang untuk membayar minuman yang sedari tadi dia pesan
untuk chinen dan dirinya sendiri. kemudian aku pun membayar minuman dengan uang
itu.
Ryosuke POV~~
Aku pun pergi ke luar dari café itu dan kemudian berlari ke
sebuah taman yang sepi dan mengambil ponsel yang ada di saku celanaku kemudian
menekan tombol angka sesuai dengan angka di secarik kertas yang chinen
tuliskan.
“moshi moshi..” jawab seseorang di seberang sana
“CEPAT KATAKAN DI MANA MICHIKO” jawabku langsung dengan nada
membentak
“hoo.. kamu toh…” jawab penjahat itu santai “santai saja kamu
juga harus memecahkan 1 kode lagi tempat dimana aku berada.. aku akan
memberikan kode itu lewat email.. maa.. jya ne” sambungnya dengan santai
kemudian hubungan telpon tersebut putus..
“moshi moshi? MOSHI MOSHI” kataku geram kemusian mematikan
ponsel
“KUSO” kataku merutuki diriku sendiri sambil menahan air mata
kemarahan itu
Beberapa saat kemudian email pun masuk ke ponselku
From : -
Subject : untiled
Kau harus pecahkan puisi ini kalau kau ingin
bertemu dengan michiko!!
Tinggimu menjulang ke atas awan
Tempatmu sangat luas
Dengan rerumputan dan pepohonan di sekitarmu
Dan namamu seperti bidadari
Kau pun selalu memberiku oksigen
Yaaa.. sekian.. selamat mencari.. hahahahaha…
Aku pun mengerutkan keningku tanda bahwa aku tak
mengerti sama sekali.. kemudian aku pun berjalan pulang. Saat sampai aku
langsung masuk ke kamarku merebahkan tubuhku di atas kasurku sambil melihat isi
dari email tadi di ponselku. Sampai akhirnya tertidur..
***
Author POV~~
Sudah beberapa hari belakangan ini thalia tidak
prnh keluar dari rumahnya bahkan dia tidak beranjak dari kamarnya kecuali untuk
makan dan ke kamar mandi selebih dari itu dia tidak pernah keluar dari
kamarnya..
Thalia POV~~
Pagi ini pun aku bangun seperti biasa hanya aku
tidak keluar kamar. aku lebih memilih untuk mengurung diri di dalam kamar
terus. Tapi, niatku pun diuurungkan karna ada seseorang yang mencariku..
“sumimasen apa thalianya ada?” tanya seseorang
dari bawah
“ada.. dari siapa ya?” tanya oka-san
“aku temannya.. boku wa yabu kouta desu” jawab
yabu
“sou ka.. ahh.. silahkan masuk.. tunggu disini dulu ya biar oba-san panggil thalianya
dulu” kata oka-san sambil mempersilahkan yabu masuk. “thalia-chan ada temanmu
tuh menunggu di ruang tamu” kata oka-san setelah mengetuk pintu kamarku
“haii” jawabku malas kemudian melangkahkan kakiku
untuk menuruni tangga dan kulihat yabu sudah menungguku di ujung tangga. Jujur
saja aku kaget waktu melihatnya itu.
Tanpa sadar aku terpeleset dari tangga hingga jatuh..
“are? Koq
tidak sakit ya?”
tanyaku dalam hati kemudian membuka mataku yang sedari jatuh tadi kututup.
“ittee” jawab yabu seraya membangunkan tubuhnya
“ahh.. majidesuka? Ahh.. arigatou yabu-kun.. gomen
aku merepotkanmu” kataku terbata-bata kemudian bangkit berdiri dariatas tubuh
yabu..
Ya sebenarnya tadi yabu yang menolongku hingga aku
jatuh di atas tubuhnya..
“daijoubu desuka?” kataku yang tak enak hati
kemudian memberikan tangan kananku untuk membantunya berdiri. Yabu pun
memberikan tangannya untuk berdiri
“itee..” kata yabu melepaskan tangannya lalu
terduduk kembali sambil memegang pergelangan kakinya
“ehh? Kamu kenapa? Apa kakimu terkilir? Aduh gimana ini?” tanya thalia dengan polos
dan paniknya.
Yabu hanya tertawa karena melihat tingkah thalia
yang begitu polosnya itu
“hmphh.. hahaha.. uso desu” kata yabu sambil
tersenyum
Thalia pun menghentikan aktivitas paniknya itu
kemudian wajahnya yang panic itu pun berubah menjadi marah
“ikkhh.. kamu tau ngak sih aku khawatir banget?”
kata thalia kemudian mengembungkan pipinya
“wakatta wakatta.. maaf ya aku buat kamu khawatir”
kata yabu mengelus puncuk kepalaku sambil tersenyum yah membuatku cukup untuk
salah tingkah di depannya
“m.. maa.. kamu sudah bisa berdiri sendiri kan?”
kataku sambil berdiri di samping yabu yang masih terduduk tentu saja dengan
memalingkan wajahku mencari cari arah yang lain agar tidak berpapasan dengan
wajah yabu
Yabu pun bangun dari tempat duduknya dan menarik satu
lenganku kemudian mengajakku keluar dari rumahku
“a.. chotto..” kataku dengan wajah kaget
“ittekimasu” kataku sambil berteriak karna yabu sudah menarikku sampai ke depan
pintu
“itterashai” kata oka-sanku dari jauh..
Kami pun sampai di sebuah taman yang lokasinya tak
jauh juga dari rumah. Aku yang kesal karna di tarik paksa pun melepaskan
genggaman yabu di lenganku. Yabu pun tersentak kaget dan memalingkan tubuhnya
menghadapku
“kau itu apa apaan sih? Tiba tiba menarikku keluar
dari rumah” ocehku
“gomen.. aku hanya ingin kau tau begitu indah
dunia di luar rumahmu.. hanya itu saja.. aku tidak mau kau hanya berdiam diri
di rumah terus” ucap yabu sambil memandang wajahku dengan tegas.
Aku tau yabu itu leader di boyband hey say jump
tapi aku tidak pernah melihat dia seserius ini.. aku hanya bisa melamun melihat
tatapannya yang begitu serius seperti hari ini
“kau kenapa melamun begitu? Memangnya ada sesuatu
yang menempel di wajahku apa? Kalau ada memangnya dimana?” tanya yabu
membangunkanku dari lamunanku
“ah.. ehh? i.. iiee.. nandemonai” jawabku terbata
bata “bukan itu hanya saja..” sambungku dengan kata kataku yang terputus
“hanya saja mukaku tampan kan?” goda yabu padaku..
tapi godaan itu langsung terdiam setelah yabu melihat wajahku ya yang tentu
saja merah padam
“are? Sejak
kapan aku menyukainya? Majika? Sejak hari itu?” tanyaku dalam hati
“anoo.. kau kenapa thalia-chan?” tanya yabu seraya
memegang wajahku. Tapi memalingkannya mataku ke segala arah untuk tidak melihat
wajahnya.
“aku ngak apa apa koq” jawabku
“maa.. aku ingin datang ke suatu tempat bersama
kamu.. kamu mau ikut sebentar kan?” tanya yabu
“un” jawabku cepat
Akhirnya kami berdua pun pergi cukup jauh memang
dari rumahku ditambah lagi kami harus berjalan kaki. Melewati jalan menanjak
dan menurun seperti pergi ke pegunungan yang banyak di tumbuhi pohon dan
semak-semak.
“mouu.. yabu-kun istirahat sebentar dong…” kataku
terengah engah karena kelelahan “onegai yabu-kun.. aku cape banget nih”
sambungku
“hahh.. yasudah lah.. padahal kita sudah mau
sampai loh.. dan sebenarnya waktu kita juga ngak banyak tinggal beberapa menit
lagi” jawab yabu sambil melihat jam di ponselnya
“hee? Memangnya ada apa di ujung sana?” tanyaku
penasaran
“hehe.. kamu penasarankan? Makanya ayo cepat kita
kesana sebelum waktunya habis” jawab
yabu dengan senyum jahilnya
“hah..” aku pun menghela napas panjangku “wakatta
ayo kita lanjutkan lagi” sambungku. Kemudian yabu pun menggenggam tanganku dan
mengajakku jalan lagi
“ayo..” jawab yabu
Beberapa menit kemudian kami sampai di sebuah jalan
raya yang sepi tanpa ada orang yang berlalu lalang di situ tempat yang sangat
jauh dari rumahku dan sangat tinggi jika kita melihat ke bawah.. kebetulan
sekali itu sudah sore hari..
“mouu yabu-kun di sini ngak ada apa-apa ayo kita
kembali aja” kataku merengek pada yabu..
“matte yo.. sebentar lagi akan ada hal bagus” kata
yabu sambil menggenggam tanganku lebih erat lagi agar aku tidak pergi
meninggalkannya
3menit kemudian langit sore pun berubah menjadi
senja dengan perpaduan warna oranye dan ungu muda langit itu pun menjadi indah.
Ditambah lagi matahari yang mulai tenggelam menghiasi sore yang menjelang malam
itu.
Kami pun berlama lama disana menikmati keindahan
alam sampai malam.. sampai akhirnya perutku yang mulai minta diisi itu tidak
meminta kompromi lagi dan menyuruhku pulang untuk diisi makanan. Aku pun
menoleh kea rah yabu baru akan membicarakan sesuatu tapi yabu malah membuka
pembicaraannya lebih dahulu
“nee thalia-chan suki desu.. kamu mau ngak jadi
pacarku?” tanya yabu sambil menatap mataku lekat-lekat
“ehh?!” hanya itu kata yang keluar dari mulutku.
***
Daiki POV~~
“ughh..
kenapa dia harus memilih hal seperti ini sih?” tanyaku dalam hati
“kon… konnichiwa dai-kun?” kata seorang gadis
dengan nada lembut dan terbata karena tidak yakin
Aku pun melihat arah suara tersebut dan kulihat
ternyata teman semasa kecilku yang meyapa
“ahh.. iya.. konnichiwa ten-chan.. lama ngak
ketemu ya” sapaku ke teman kecilku yang bernama hanamori ten
Ya.. dia teman semasa aku masih anak-anak. Kami
selalu bersama-sama. Kemana pun kami pergi kami selalu bersama. Ten sampai akhirnya kami berpisah pada saat kami
beranjak masuk SMP. Karena cita-cita kami yang berbeda.
“ya begitulah.. sepertinya kita terlalu menikmati
masa-masa kita beranjak dewasa jadi kita tidak pernah bertemu lagi.. hahaha”
canda Ten
“hahaha.. haahhh….” Tawaku pun mereda mengingat
masalahku dengan thalia dalam sekejap
“doushite? Lg ada masalah ya?” tanya ten
hati-hati..
“ngak apa-apa koq” jawabku sambil menggelengkan
kepalaku seolah tidak terjadi apa pun
“uso dayoo.. aku mengenalmu sudah lama dan aku
ngak mungkin melupakan sifat-sifatmu. Biarpun secara fisik berubah total tapi
sifat lamamu susah untuk di hilangkan bukan? Ayo cerita saja padaku ada apa?”
tanya ten kemudian
Aku yang mulai berpikir tentang thalia pun lama
kelamaan mulai meneteskan air mata dan membasahi wajahku. Aku yang sudah tidak
dapat bercerita lagi hanya bisa menundukan kepalaku sambil menutupi wajahku
yang kini telah bercucuran air mata itu..
“wakatta.. aku tidak akan memaksamu koq.. kalau
kau memang perlu waktu akan aku beri waktu koq” kata ten yang seakan-akan dia
mengerti semua perasaanku..
Author’s POV~~
Ten yang merasa iba pun merangkulkan kedua
tangannya diatas kepala daiki dan daiki pun merasa nyaman berada di dekat
sahabat lamanya itu..
Sementara thalia dan yabu dengan canggung berjalan-jalan
di dekat taman itu
Flashback~
“a.. aku… aku mau koq jadi pacarmu.. tp maukah
kamu memberiku waktu untuk melupakan perasaanku pada daiki?” tanya thalia
dengan wajah yang memerah itu
“tentu saja kenapa tidak?” kata yabu “hmm
bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitar taman ini?” tanyanya kemudian
“umm…” belum sempat menjawab thalia yang merasa
tangannya di genggam itu pun langsung diajak ke sebuah taman terdekat
Flashback end~
Tentu saja canggung bagi thalia karena semenjak
berpacaran dengan daiki dia belum pernah sama sekali tangannya di genggam oleh pacarnya
sendiri… ditambah lagi dia baru saja memulai pacaran dengan yabu malah sudah
gandengan tangan…
Tiba-tiba thalia menghentikan langkahnya yabu pun
menghentikan langkahnya juga
“doushita no?” tanya yabu
“itu…” tunjuk thalia pada seorang pria yang sedang
di peluk oleh seorang perempuan
“daiki kun?” tanya yabu dengan suara yang sedikit
keras membuat orang yang di panggil pun menoleh
“aree? Thalia-chan? Yabu-kun? Kalian..?” tanya
daiki sambil melihat thalia dan yabu yang bergandengan tangan
“apa
hubungan mereka sebenarnya?” tanya daiki dalam hati tak mempercayai kenyataan
ini..
---------------------------------------------------------------------------------------------------TBC ya minna ><
gomen lama menunggu..
ho...kali ini POV nya udah banyaaakkk..hehehe..^^
BalasHapusudah bagus, cuma pemilihan kata aja lebih bagus ya say...^^
Ganbatte!! ^^)9
hehe...^^
BalasHapusIya bunda.. Aku jg lg mikirin itu.. Wkwkwk..
Un.. Gambarimasu..
Jen, gw kan di part 3 dah pegangan tangan ma daidai. Update donk........
BalasHapusyank mana deb? mank pegangan tangan sampe 2x ngk blh?? :p
BalasHapuswkwkwk