Selasa, 08 November 2011

This is felt falling in love?

Title:                                        This is felt falling in love?


Author            : Jenny W.
Genre             : romance (rata-rata gini sih) ^^
Type               : multichapter
Chapter          : four
Fandom         : Hey! Say! JUMP
Starring          : yamada ryosuke (HSJ), daiki arioka (HSJ), tsukiyomi michiko (OC), thalia (OC), yabu kota (HSJ), tsukiyomi tsuyori (OC) dan orang-orang yg asal lewat..
Discalimer      : well, sorry for waitting ><



This is Felt Falling in love? :         part4

Aku pun membuka mataku dan melihat dengan samar-samar
dimana ini? Apa yang terjadi?” tanyaku dalam hati
“oh rupanya kamu sudah bangun dari mimpimu yang indah ya?” tanya si penjahat itu
“umphhh” kataku karna mulutku di lakban “kau mau apakan aku?” tanyakku dalam hati
“ternyata kamu memang manis kalau dilihat dari dekat ya” ucap si penjahat itu lagi
“ummpphhh” teriakku yang ingin meminta tolong dan mulai ketakutan
“percuma saja kau minta tolong tidak akan ada yang akan datang menolongmu. Karna tempat ini jauh dari kemaramaian kota dan gak akan ada yang tau tempat ini” kata penjahat itu yang mengetahui arti teriakkanku
Aku pun hanya bisa pasrah sampai menunggu ada orang yang menyadari keberadaanku. Air mataku mulai menetes setetes demi setetes.
                                                          ***

Ryosuke POV~~
Malam ini aku tidak bisa tidur karna khawatir dengan keadaan michiko karna percakapannya lewat ponsel tadi. Kata kata michiko terngiang di benak kepalaku
“tasukette? Apa maksudmu michiko-chan? Aku khawatir padamu” kataku dalam hati
Kemudian melihat layar ponselku yang layarnya kosong dengan menunggu jawaban
                                                           ***
Keesokan paginya aku pun terbangun dari mimpi burukku dan langsung terpikir untuk mendatangi rumah michiko. Di jalan menuju rumahnya tak sengaja aku menemukan ponsel michiko yang terjatuh. Dan langsung berlari ke rumahnya sambil berharap tidak terjadi apa pun sama michiko
Ting tong..
Bunyi bel pintu rumah michiko terdengar sampai ke depan. Beberapa saat kemudian seorang wanita separuh baya keluar dari rumahnya
“ohayou.. sumimasen.. tsuyorinya ada?” tanyaku
“dari siapa ya?” tanya wanita itu yang ternyata oka-san nya michiko
“boku yamada Ryosuke desu. Aku temannya michiko. Cuma hari ini aku ada perlu dengan tsuyori-chan” jelasku panjang lebar
“hmm.. sou ka.. tsuyori-chan ada temanmu nih” kata oka-sannya dengan berteriak dan melihat ke arah tangga “masuk aja dulu” tawar oka sannya michiko dengan lembut
“ahh.. iiee.. aku hanya sebentar koq. Aku hanya ingin mengajak tsuyori keluar karna ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan” jawabku dengan hati hati
“hmm.. wakatta” katanya singkat dan kembali menuju dapur
Beberapa saat kemudian tsuyori pun turun
“aree? Yamada-senpai? Doushitano?” tanya tsuyori polos
“ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan sama kamu tapi gak bisa disini. Bisa kamu ikut aku sebentar?” tanyaku
“un.. bisa koq.. oka-san aku pergi dulu ya.. itekimasuu” kata tsuyori sambil berteriak
“itterashaii” kata okaa-sannya yang juga berteriak dari arah dapur
Aku dan tsuyori pun berjalan menuju sebuah taman dan duduk di sebuah bangku panjang yang lokasinya tidak jauh, tidak dapat terdengar oleh orang lain dan juga dengan angin sepoi sepoi yang menyejukan tempat itu.. tak lama kemudian aku mulai bicara padanya
“jadi tsuyori-chan.. apa michiko-chan sudah pulang?” tanyaku langsung to the point
“hmm.. sebenernya belum dari kemarin.. Cuma aku bilang ke oka-san kalau dia menginap di rumah thalia-senpai dan aku udah kabarin thalia-senpai kalau di tanya sama oka-san nee-chan ada dimana bilangnya ada di rumah dia.. soalnya akku takut oka-san khawatir sama nee-chan” jawabnya panjang lebar
“hmm.. sou ka.. sebenernya ada beberapa hal yang ingin aku bilang sama kamu” kataku dengan perasaan gelisah
“nani?” tanyanya sedikit hati-hati.
“sebenarnya kemarin michiko-chan menelponku malam-malam….” Belum selesai dengan kata-kataku tsuyori pun memotongnya
“bicara apa?” tanya tsuyori yang mulai panic
“yahh.. dia mengatakan tasukete.. aku khawatir terjadi sesuatu” jawabku pasrah
“nani?!” jawab tsuyori dengan wajah kagetnya “apa senpai sudah telepon polisi?” lanjutnya dengan pertanyaan
“iiee.. belum.. aku belum menelponnya.. karna aku pikir.. aku akan mencarinya dulu” jawabku
“mana mungkin bisa gitu.. kita harus lapor polisi” protes Tsuyori
“maa.. wakatta.. ayo kita lapor dulu” kataku hendak mau melangkahkan kakinya suara ringtone ponsel michiko berdering
“ahh.. thalia chan” kataku kemudian melihat kearah tsuyori sebentar kemudian mengangkatnya
“moshi moshi” jawabku
“aree?!! Kenapa yama-chan yang angkat?” tanya thalia dengan bingung diseberang telpon itu
“sebenarnya begini….”jelasku kemudian dengan panjang lebar menjelaskan semua kejadiannya secara detail
“nanii??!!” kata thalia tersentak kaget di seberang sana
“akhh.. lebih baik kamu ke sini aja.. kamu ke kantor polisi biar aku jelasin lagi” kataku pada akhirnya sebelum memutuskan koneksi tersebut
                                                          ***
Thalia POV~~
“kenapa bisa michiko-chan diculik segala… haduh aku khawatir banget”  umpatku dengan gelisah sambil berjalan secepatnya ke kantor polisi
Setelah sampai aku bertemu dengan Tsuyori.. tau lah dia adiknya michiko.. aku pun menghampirinya
“tsuyori-chan jadi koq bisa nee-chan mu itu di culik? kenapa penculik itu maunya ma michiko-chan? Kenapa ngak sama orang lain sih?” kataku yang baru datang langsung menyerbu tsuyori dengan pertanyaan pertanyaan itu. Kulihat memang ada sedikit bingung di wajah tsuyori untuk menjawab..
“wakaranai yo.. jangan tanya aku.. mana mungkin aku tau kenapa  penculik itu maunya sama nee-chan. Lalu nee-chan di culik kemarin malam.. itu aja tau gara-gara nee-chan menghubungi yamada-senpai dan tiba-tiba koneksi putus ditambah nee-chan ngak pulang pulang dari kemarin” timpal tsuyori
“apa sudah lapor polisi?” tanyaku
“ini juga lagi lapor” jawab tsuyori
Beberapa saat kemudian Ryosuke pun keluar dari kantor polisi
“gimana yama-chan? Apa polisi mau nerima laporannya?” tanyaku
“dia mau nerima tapi, kalau pencarian selama 2hari ngak ketemu juga terpaksa kita harus mencarinya sendiri” jawab Ryosuke dengan wajah pasrah
“hmm.. souka” kataku pasrah
Beberapa saat kemudian aku dan yang lain pun bubar pulang ke rumah masing-masing.. sewaktu di jalan aku membuka ponselku dan melihat ada 7 panggilan tak terjawab dan kulihat namanya ternyata daiki. Aku pun menekan tombol hijau dan beberapa saat kemudian panggilanku masuk
“moshi moshi dai-chan? Tadi ada apa? Maaf aku gak angkat telpon darimu tadi handphoneku ku ‘silent’ jadi aku tidak tau kalau kau menelponku” kataku membuka pembicaraan
“wakatta.. memang kau sedang apa?” tanya daiki kemudian
“aku tadi ada bersama yama-chan dan….” Kataku yang belum selesai tapi sudah dipotong oleh daiki
“nani?!! Kau sama yama-chan?! Memang kamu ngapain sampai gak angkat telponku?” kata daiki yang mulai marah
“aku gak ngapa-ngapain koq.. makanya dengar penjelasan orang dulu.. aku belum selesai ngomong udah kamu potong aja” gerutuku dengan panjang lebar
“ahh.. gomen ne.. aku sedang emosian akhir-akhir ini.. hontou ni gomen” kata daiki dengan lirih
“daijoubu.. makanya lain kali denger dulu” kataku dengan nada mulai tenang
“un.. hontou ni gomen ne.. jadi kau sedang apa?” kata daiki dengan nada lembut
“aku, yama-chan, sama tsuyori-chan ke kantor polisi” kataku
“hahh??!! Kantor polisi? Ngapain?” tanya daiki panic
“un.. aku ke kantor polisi mau lapor kalau michiko-chan diculik” jawabku lesu
“nanii?! Koq bisa? Ok aku ke rumahmu seka…” kata daiki menggantung karna baterai ponselku habis dan ponselku secara otomatis mati
“hmm.. tadi dai-chan bilang mau kerumahku? Lebih baik aku cepet-cepet sampai di rumah deh” kataku membatin
                                                          ***

Daiki POV~~
Aku pun sampai di depan rumah thalia-chan dan kebetulan sekali aku bertemu di depan pintu gerbang dengan thalia jadi aku tidak usah masuk lagi, malah aku menariknya pergi dari rumahnya ke sebuah café terdekat dari rumahnya itu. Setelah sampai aku pun langsung to the point menanyakan alasan michiko-chan di culik dan memesan minuman di situ
“hmm.. jadi gimana?” tanyaku membuka pembicaraan
“apanya yang gimana?” tanya thalia balik
“itu masalah michiko-chan” jawabku
“ohh.. ya.. jadi michiko-chan diculik itu kejadiannya kemarin malem habis pulang dari studio JUMP, aku sih udah pulang duluan terus michiko-chan telpon yama-chan dia bilang ‘tasukete’ yaudah gini deh” kata thalia mempersingkat ceritanya
“hmm.. sou ka.. sore de? Apa kata polisi?” tanya daiki lagi
“kata polisi bisa aja Cuma kalau lewat dari 2 hari dan ngak bisa di temuin terpaksa polisi nyerah.. gitu” kata thalia sambil menghela napas panjang.
“souu.. kalau gitu kita juga harus bantu polisi cari tsukiyomi-san dong” kataku dengan memberikan usul
“un.. kau benar.. tapi kita ngak ada petunjuk sama sekali buat bantu polisi” jawab thalia dengan wajah pasrahnya
“tapi kita itu sahabatnya jadi kita juga harus mencarinya biar pun itu ngak ada petunjuk satu pun” kataku menyemangati thalia
“un” jawabnya singkat
                                                          ***

Author’s POV~~
2 hari sudah berlalu tanpa ada tanda-tanda dari penjahat itu, polisi pun sudah menganggap insiden ini sudah selesai. Hubungan daiki dan thalia juga merenggang akibat mereka sudah jarang berkomunikasi dan daiki merasa tidak mendapat perhatian dari kekasihnya karna thalia selalu pergi mencari michiko terus menerus sepanjang waktu hingga tidak ada waktu untuk daiki lagi.

Thalia POV~~
“sudah lah.. aku mohon mengertilah perasaanku sedikit.. aku juga sedang mengkhawatirkan michiko-chan. Kau tau kan michiko-chan itu sahabatku?” ocehku melalui jaringan di seberang sana dengan daiki
“aku tau tapi aku juga butuh perhatianmu.. memang aku ini siapa kamu sih?” tanya daiki tak mau kalah saing
“iya kamu itu pacarku tapi kumohon mengertilah aku kan juga panic soalnya michiko-chan belum di temukan sampai sekarang” jawabku dengan nada memelas
“arghhh.. sekarang kamu tinggal pilih, kamu mau dateng ke tempatku atau ngak kalau kamu ngak dateng, mendingan kita putus aja deh” jawab daiki ketus kemudian langsung mematikan telponnya tersebut
Sesaat aku hanya bisa kaku karna perkataan daiki yang tadi.. air mataku mulai menetes dan aku pun duduk di sebuah bangku taman yang kosong tanpa orang itu dan menutupi wajahku yang mulai basah.
“aree? Thalia-chan? Kamu kenapa?” tanya yabu yang kebetulan melewati taman itu
Aku pun dengan sigap menghapus air mata yang mengalir di pipiku
“nandemonai” jawabku singkat
Yabu pun memerhatikan wajahku yang kusut cukup lama. Aku tau, aku tidak membohonginya yang lebih dewasa dari pada diriku
“kau bohong.. ayo cerita saja padaku kit akan teman” kata yabu cukup menenangkan hatiku. Aku hanya terdiam tanpa mengatakan 1 kata pun
“kalau kau tidak mau juga ngak apa apa sih.. kalau gitu aku duluan ya” jawab yabu sambil mencoba berdiri dari tempat duduknya
“aku.. aku.. hubunganku dengan daiki merenggang” jawabku sambil menelan ludah sebelum yabu beranjak pergi dari sini. Kemudian yabu kembali duduk dan mendengar ceritaku.
“sou ka.. hmm.. susah juga kalau gini.. ahh.. gini aja kamu bicarakan lagi sama dai-chan klo dia masih keq gitu juga keputusan ada di tangan kamu. Kamu mau mengakhirinya atau melanjutkannya.. hanya itu yang bisa aku bantu.. gomen aku udah harus pergi” jawab yabu seraya meninggalkanku sendiri yang masih terdiam di tempat dudukku
Hari menjelang sore aku pun memutuskan untuk mencoba saran yabu dan mendatangi rumah daiki serta membicarakan hal ini baik baik sama daiki
“sumimasen.. apa daikinya ada?” tanyaku yang masih berada di depan pintu rumah daiki seraya menunggu seseorang membukakan pintu itu
“dare? Akh.. douzo.. silahkan masuk thalia-chan, jadi kau masih mau melanjutkannya kan? ” tanya daiki dengan terukir senyuman di wajahnya
“bukan itu maksudku.. aku hanya ingin bertanya padamu secara langsung” jawabku dengan wajah serius
“kau ingin bertanya apa?” tanya daiki
“apa kamu ngak bisa mengerti perasaan kehilangan teman bahkan sahabatmu dari kecil?” tanyaku langsung membuat ukiran senyum di wajah daiki tadi memudar
“apa maksudmu?” tanya daiki lagi dengan wajah datar
“yang aku maksud apa kamu ngak pernah memikirkan bagaimana perasaanku yang sedang kehilangan sahabatku? Apa kamu pernah memikirkannya? Apa yang kamu lakukan kalau hal itu terjadi sama sahabat kamu? Apa? Apa?” tanyaku yang mulai terbawa suasana emosi
Daiki pun hanya bisa tertunduk dan diam mendengar ocehanku itu. Aku pun kecewa dengan tanggapan daiki dan aku pun langsung mengambil keputusan
“lebih baik kita putus.” Kataku yang mencoba untuk tegar kemudian pergi dari rumah daiki sambil meneteskan air mataku yang tidak rela.
Langit yang mendung, cuaca yang mulai gelap benar-benar seperti suasana hatiku sekarang ini. “kenapa langit selalu tau perasaan orang ya?” tanyaku dalam hati dan mulai meneteskan air mataku.
sesaat aku berhenti melangkah dan membiarkan air hujan yang deras membasahi seluruh tubuhku dan menutupi wajahku yang di basahi oleh air mata.
“apa ini akan benar-benar berakhir? Ya tuhan aku benar-benar ngak sanggup kalau harus ini yang terjadi padaku. Kehilangan sahabatku dan kekasihku juga tidak memikirkan persaanku. Apa yang harus aku lakukan setelah ini?” tanyaku dalam hati sambil terus menangis tanpa suara.
semua orang yang berada disitu pun menatapku dengan penuh heran. Bukan karna aku menangis tetapi karna ini hujan dan aku malah tidak beranjak pergi tentu saja biasanya kalau hujan orang akan berlarian mencari tempat berteduh. Berbeda denganku yang malah menetap dan diam di tempatku sambil terkena air hujan yang membasahi tubuh…
                                                                 ***

Michiko POV~~
Tubuhku terasa lemas dan kaku sekali sudah 2 hari ini aku hanya di beri makan sehari sekali kepalaku sakit sekali pusing dan penat di kepalaku kurasakan ditambah aku diikat di sebuah kursi tanpa berdiri atau pun merebahkan tubuhku rasanya aku sudah tidak kuat lagi. Saraf di tubuh ini juga sepertiya sudah mati karna aku ngak bisa menggerakan tubuhku lagi bahkan kaku..
“hohh.. kau sudah sadar ya?” tanya penjahat itu sambil membuka topeng di wajahnya
Samar-samar aku lihat wajahnya. Aku pikir aku berhalusinasi saat melihat wajah orang di depanku ini, tapi ternyata aku salah ternyata itu memang dia. Sesaat serasa jantungku seperti ditusuk bambu yang sudah diasah sampai runcing hingga menusuk hatiku. Rasanya aku ingin berteriak dan bertanya kenapa mantan kekasihku itu yang bernama saito yoichi melakukan ini. apa sebabnya dia melakukan ini? Tapi tidak bisa karna mulutku terkunci rapat oleh lakban yang menempel di mulutku itu
“kenapa harus kamu yang melakukan ini?” tanyaku dalam hati sampai menjatuhkan air mata di pipiku
“hei.. kau jangan nagis aku hanya ingin memilikimu kembali kau tau” kata yoichi
“bagaimana bisa aku tidak menangis? kau yang melakukan ini orang yang aku kenal” jawabku dalam hati
Yoichi yang melihat itu pun memegang pipiku dengan tangannya kemudian mengusap air mata di sela pipiku dan mendekatkan wajahnya hingga wajah kami sekarang dekat sekali.
“aku mau kita pacaran kayak dulu” katanya dengan tatapan yang lembut kemudian melepaskan ikatan tali dan melepaskan lakban yang menempel di mulutku. Tubuhku yang lemas dan kaku itu pun goyah dan hamper jatuh ke lantai arah kanan tapi di tolong oleh yoichi. Yoichi pun menggendongku kea rah sebuah matras dan membaringkanku disitu
“kenapa kamu lakukan ini ke aku?” tanyaku dengan lirih
“kan sudah aku bilang aku hanya menginginkan kamu. Sudahlah lebih baik kamu istirahat aja.. aku tau pasti badan kamu lemes banget udah duduk selama 2 hari tanpa bangun mau pun rebahan kan? Maaf aku harus ngelakuin ini sama kamu” jawab yoichi sambil memegang wajahku lagi.
Beberapa saat kemudian pun aku tertidur… dan samar-samar aku melihat dia mengambil pnselnya dan menelpon seseorang. Tapi aku tidak tau siapa karna aku langsung tertidur
                                                          ***
Ryosuke POV~~
Aku yang sedang mencari michiko pun terhenti melangkahkan kakiku karna ada panggilan masuk dan aku pun melihat ‘privat number’. Aku yang melihatnya pun penasaran dan kemudian mengangkatnya.
“moshi moshi? Dare desuka?” tanyaku penasaran
“kau tidak perlu tau aku siapa. Yang harus kamu tau, michiko ada bersamaku dan dia baik baik saja bersamaku. Lebih baik kau menjauh darinya. Karna dia lebih senang bersamaku” kata si penelpon misterius itu lalu dia mematikan ponselnya
“moshi moshi? MOSHI MOSHI?” kataku  lalu memutuskan jaringannya
“kuso” teriakku lalu meninju tembok yang ada di dekatku
Lalu si penelpon misterius itu kembali menelponku. Aku pun mengangkatnya
“moshi moshi” jawabku
“aku lupa memberitahukan kalau kau mau menghubungiku, kau harus pecahkan teka teki dariku ini” kata si penjahat itu. Kemudian aku menyiapkan secarik kertas dan sebuah pen yang kebetulan aku bawa untuk cari bukti “1, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 27...---… 1 23 3 27 23 23 3 1 27 7 17 . selamat mencoba.. hahaha” kata penelpon misterius itu lalu menutup telponnya
“chotto matt..” kataku sebelum jaringan itu terputus
“arghh.. kuso..” kataku kemudian melihat angka angka yang baru dia tulis itu “ini angka apaan sih? Menyebalkan aku ngak ngerti” kataku kemudian mengambil ponsel yang ada di saku celanaku lalu menghubungi seseorang
                                                          ***
Chinen POV~~
Ponselku pun menderingkan ring tone yang biasa aku gunakan saat telpon masuk dan aku pun mengangkatnya
“moshi moshi yama-chan.. doushitano?” tanyaku dengan suara imut nan manisku penasaran
“cepat kamu ke rumahku ada yang ingin aku bicarakan sama kamu” kata Ryosuke lalu dia mematikan jaringan telepon
Aku pun terheran-heran mendengarnya kemudian melihat ponselku yang jaringan sambungannya sudah terputus. Aku pun mengikuti perintah Ryosuke pada hal saat ini aku sedang latihan sendiri di rumah.
Saat sampai dirumah Ryosuke….
“aree? Yama-chan?” kataku melihat Ryosuke di depan rumahnya
“ahh.. kau sudah datang” kata Ryosuke lalu dia menarik tangan kananku dan mengajakku ke sebuah café yang lokasinya tak jauh dari rumahnya
“maa.. doushite yama-chan? Kenapa kau mendadak mengajakku bertemu?” tanyaku yang kebingungan setelah sampai di café itu
“aku ingin kau memecahkan kode ini” kata Ryosuke sambil mengeluarkan secarik kertas yang isinya tentang kode angka yang sama sekali tidak aku ketahui “ini nomor handphone.. apa kau tau michiko-chan di culik?” lanjut Ryosuke dengan pertanyaan dan dengan wajah seriusnya
“hee?! Hontou?” tanyaku yang tidak percaya
“un.. si penjahat itu ngasih kode buat menghubungi nomornya tapi aku ngak tau harus mulai pecahin no kode ini dari mana. Makanya aku minta bantuan kamu.. kamu kan jenius” kata Ryosuke dengan wajah memelasnya
aku yang mendengarnya pun terseyum senyum sendiri kemudian mengambil secarik kertas itu dan mulai mencoret coretkan angka untuk memecahkan kode tesebut.
Beberapa jam kemudian aku baru mengerti nomor ponsel dari kode itu lalu aku bergegas memberitahukan Ryosuke, lalu ryosuke langsung pergi dengan meninggalkan sejumlah uang untuk membayar minuman yang sedari tadi dia pesan untuk chinen dan dirinya sendiri. kemudian aku pun membayar minuman dengan uang itu.
Ryosuke POV~~
Aku pun pergi ke luar dari café itu dan kemudian berlari ke sebuah taman yang sepi dan mengambil ponsel yang ada di saku celanaku kemudian menekan tombol angka sesuai dengan angka di secarik kertas yang chinen tuliskan.
“moshi moshi..” jawab seseorang di seberang sana
“CEPAT KATAKAN DI MANA MICHIKO” jawabku langsung dengan nada membentak
“hoo.. kamu toh…” jawab penjahat itu santai “santai saja kamu juga harus memecahkan 1 kode lagi tempat dimana aku berada.. aku akan memberikan kode itu lewat email.. maa.. jya ne” sambungnya dengan santai kemudian hubungan telpon tersebut putus..
“moshi moshi? MOSHI MOSHI” kataku geram kemusian mematikan ponsel
“KUSO” kataku merutuki diriku sendiri sambil menahan air mata kemarahan itu
Beberapa saat kemudian email pun masuk ke ponselku
From            : -
Subject       : untiled
                   Kau harus pecahkan puisi ini kalau kau ingin bertemu dengan michiko!!
Tinggimu menjulang ke atas awan
Tempatmu sangat luas
Dengan rerumputan dan pepohonan di sekitarmu
Dan namamu seperti bidadari
Kau pun selalu memberiku oksigen
Yaaa.. sekian.. selamat mencari.. hahahahaha…

Aku pun mengerutkan keningku tanda bahwa aku tak mengerti sama sekali.. kemudian aku pun berjalan pulang. Saat sampai aku langsung masuk ke kamarku merebahkan tubuhku di atas kasurku sambil melihat isi dari email tadi di ponselku. Sampai akhirnya tertidur..
                                                          ***
Author POV~~
Sudah beberapa hari belakangan ini thalia tidak prnh keluar dari rumahnya bahkan dia tidak beranjak dari kamarnya kecuali untuk makan dan ke kamar mandi selebih dari itu dia tidak pernah keluar dari kamarnya.. 
Thalia POV~~
Pagi ini pun aku bangun seperti biasa hanya aku tidak keluar kamar. aku lebih memilih untuk mengurung diri di dalam kamar terus. Tapi, niatku pun diuurungkan karna ada seseorang yang mencariku..
“sumimasen apa thalianya ada?” tanya seseorang dari bawah
“ada.. dari siapa ya?” tanya oka-san
“aku temannya.. boku wa yabu kouta desu” jawab yabu
“sou ka.. ahh.. silahkan masuk.. tunggu  disini dulu ya biar oba-san panggil thalianya dulu” kata oka-san sambil mempersilahkan yabu masuk. “thalia-chan ada temanmu tuh menunggu di ruang tamu” kata oka-san setelah mengetuk pintu kamarku
“haii” jawabku malas kemudian melangkahkan kakiku untuk menuruni tangga dan kulihat yabu sudah menungguku di ujung tangga. Jujur saja aku kaget waktu melihatnya itu.  Tanpa sadar aku terpeleset dari tangga hingga jatuh..
“are? Koq tidak sakit ya?” tanyaku dalam hati kemudian membuka mataku yang sedari jatuh tadi kututup.
“ittee” jawab yabu seraya membangunkan tubuhnya
“ahh.. majidesuka? Ahh.. arigatou yabu-kun.. gomen aku merepotkanmu” kataku terbata-bata kemudian bangkit berdiri dariatas tubuh yabu..
Ya sebenarnya tadi yabu yang menolongku hingga aku jatuh di atas tubuhnya..
“daijoubu desuka?” kataku yang tak enak hati kemudian memberikan tangan kananku untuk membantunya berdiri. Yabu pun memberikan tangannya untuk berdiri
“itee..” kata yabu melepaskan tangannya lalu terduduk kembali sambil memegang pergelangan kakinya
“ehh? Kamu kenapa? Apa kakimu terkilir?  Aduh gimana ini?” tanya thalia dengan polos dan paniknya.
Yabu hanya tertawa karena melihat tingkah thalia yang begitu polosnya itu
“hmphh.. hahaha.. uso desu” kata yabu sambil tersenyum
Thalia pun menghentikan aktivitas paniknya itu kemudian wajahnya yang panic itu pun berubah menjadi marah
“ikkhh.. kamu tau ngak sih aku khawatir banget?” kata thalia kemudian mengembungkan pipinya
“wakatta wakatta.. maaf ya aku buat kamu khawatir” kata yabu mengelus puncuk kepalaku sambil tersenyum yah membuatku cukup untuk salah tingkah di depannya
“m.. maa.. kamu sudah bisa berdiri sendiri kan?” kataku sambil berdiri di samping yabu yang masih terduduk tentu saja dengan memalingkan wajahku mencari cari arah yang lain agar tidak berpapasan dengan wajah yabu
Yabu pun bangun dari tempat duduknya dan menarik satu lenganku kemudian mengajakku keluar dari rumahku
“a.. chotto..” kataku dengan wajah kaget “ittekimasu” kataku sambil berteriak karna yabu sudah menarikku sampai ke depan pintu
“itterashai” kata oka-sanku dari jauh..
Kami pun sampai di sebuah taman yang lokasinya tak jauh juga dari rumah. Aku yang kesal karna di tarik paksa pun melepaskan genggaman yabu di lenganku. Yabu pun tersentak kaget dan memalingkan tubuhnya menghadapku
“kau itu apa apaan sih? Tiba tiba menarikku keluar dari rumah” ocehku
“gomen.. aku hanya ingin kau tau begitu indah dunia di luar rumahmu.. hanya itu saja.. aku tidak mau kau hanya berdiam diri di rumah terus” ucap yabu sambil memandang wajahku dengan tegas.
Aku tau yabu itu leader di boyband hey say jump tapi aku tidak pernah melihat dia seserius ini.. aku hanya bisa melamun melihat tatapannya yang begitu serius seperti hari ini
“kau kenapa melamun begitu? Memangnya ada sesuatu yang menempel di wajahku apa? Kalau ada memangnya dimana?” tanya yabu membangunkanku dari lamunanku
“ah.. ehh? i.. iiee.. nandemonai” jawabku terbata bata “bukan itu hanya saja..” sambungku dengan kata kataku yang terputus
“hanya saja mukaku tampan kan?” goda yabu padaku.. tapi godaan itu langsung terdiam setelah yabu melihat wajahku ya yang tentu saja merah padam
“are? Sejak kapan aku menyukainya? Majika? Sejak hari itu?” tanyaku dalam hati
“anoo.. kau kenapa thalia-chan?” tanya yabu seraya memegang wajahku. Tapi memalingkannya mataku ke segala arah untuk tidak melihat wajahnya.
“aku ngak apa apa koq” jawabku
“maa.. aku ingin datang ke suatu tempat bersama kamu.. kamu mau ikut sebentar kan?” tanya yabu
“un” jawabku cepat
Akhirnya kami berdua pun pergi cukup jauh memang dari rumahku ditambah lagi kami harus berjalan kaki. Melewati jalan menanjak dan menurun seperti pergi ke pegunungan yang banyak di tumbuhi pohon dan semak-semak.
“mouu.. yabu-kun istirahat sebentar dong…” kataku terengah engah karena kelelahan “onegai yabu-kun.. aku cape banget nih” sambungku
“hahh.. yasudah lah.. padahal kita sudah mau sampai loh.. dan sebenarnya waktu kita juga ngak banyak tinggal beberapa menit lagi” jawab yabu sambil melihat jam di ponselnya
“hee? Memangnya ada apa di ujung sana?” tanyaku penasaran
“hehe.. kamu penasarankan? Makanya ayo cepat kita kesana sebelum waktunya habis” jawab  yabu dengan senyum jahilnya
“hah..” aku pun menghela napas panjangku “wakatta ayo kita lanjutkan lagi” sambungku. Kemudian yabu pun menggenggam tanganku dan mengajakku jalan lagi
“ayo..” jawab yabu
Beberapa menit kemudian kami sampai di sebuah jalan raya yang sepi tanpa ada orang yang berlalu lalang di situ tempat yang sangat jauh dari rumahku dan sangat tinggi jika kita melihat ke bawah.. kebetulan sekali itu sudah sore hari..
“mouu yabu-kun di sini ngak ada apa-apa ayo kita kembali aja” kataku merengek pada yabu..
“matte yo.. sebentar lagi akan ada hal bagus” kata yabu sambil menggenggam tanganku lebih erat lagi agar aku tidak pergi meninggalkannya
3menit kemudian langit sore pun berubah menjadi senja dengan perpaduan warna oranye dan ungu muda langit itu pun menjadi indah. Ditambah lagi matahari yang mulai tenggelam menghiasi sore yang menjelang malam itu.
Kami pun berlama lama disana menikmati keindahan alam sampai malam.. sampai akhirnya perutku yang mulai minta diisi itu tidak meminta kompromi lagi dan menyuruhku pulang untuk diisi makanan. Aku pun menoleh kea rah yabu baru akan membicarakan sesuatu tapi yabu malah membuka pembicaraannya lebih dahulu
“nee thalia-chan suki desu.. kamu mau ngak jadi pacarku?” tanya yabu sambil menatap mataku lekat-lekat
“ehh?!” hanya itu kata yang keluar dari mulutku.
                                                          ***
Daiki POV~~
“ughh.. kenapa dia harus memilih hal seperti ini sih?” tanyaku dalam hati
“kon… konnichiwa dai-kun?” kata seorang gadis dengan nada lembut dan terbata karena tidak yakin
Aku pun melihat arah suara tersebut dan kulihat ternyata teman semasa kecilku yang meyapa
“ahh.. iya.. konnichiwa ten-chan.. lama ngak ketemu ya” sapaku ke teman kecilku yang bernama hanamori ten
Ya.. dia teman semasa aku masih anak-anak. Kami selalu bersama-sama. Kemana pun kami pergi kami selalu bersama. Ten  sampai akhirnya kami berpisah pada saat kami beranjak masuk SMP. Karena cita-cita kami yang berbeda.
“ya begitulah.. sepertinya kita terlalu menikmati masa-masa kita beranjak dewasa jadi kita tidak pernah bertemu lagi.. hahaha” canda Ten
“hahaha.. haahhh….” Tawaku pun mereda mengingat masalahku dengan thalia dalam sekejap
“doushite? Lg ada masalah ya?” tanya ten hati-hati..
“ngak apa-apa koq” jawabku sambil menggelengkan kepalaku seolah tidak terjadi apa pun
“uso dayoo.. aku mengenalmu sudah lama dan aku ngak mungkin melupakan sifat-sifatmu. Biarpun secara fisik berubah total tapi sifat lamamu susah untuk di hilangkan bukan? Ayo cerita saja padaku ada apa?” tanya ten kemudian
Aku yang mulai berpikir tentang thalia pun lama kelamaan mulai meneteskan air mata dan membasahi wajahku. Aku yang sudah tidak dapat bercerita lagi hanya bisa menundukan kepalaku sambil menutupi wajahku yang kini telah bercucuran air mata itu..
“wakatta.. aku tidak akan memaksamu koq.. kalau kau memang perlu waktu akan aku beri waktu koq” kata ten yang seakan-akan dia mengerti semua perasaanku..
Author’s POV~~
Ten yang merasa iba pun merangkulkan kedua tangannya diatas kepala daiki dan daiki pun merasa nyaman berada di dekat sahabat lamanya itu..
Sementara thalia dan yabu dengan canggung berjalan-jalan di dekat taman itu
Flashback~
“a.. aku… aku mau koq jadi pacarmu.. tp maukah kamu memberiku waktu untuk melupakan perasaanku pada daiki?” tanya thalia dengan wajah yang memerah itu
“tentu saja kenapa tidak?” kata yabu “hmm bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitar taman ini?” tanyanya kemudian
“umm…” belum sempat menjawab thalia yang merasa tangannya di genggam itu pun langsung diajak ke sebuah taman terdekat
Flashback end~
Tentu saja canggung bagi thalia karena semenjak berpacaran dengan daiki dia belum pernah sama sekali tangannya di genggam oleh pacarnya sendiri… ditambah lagi dia baru saja memulai pacaran dengan yabu malah sudah gandengan tangan…
Tiba-tiba thalia menghentikan langkahnya yabu pun menghentikan langkahnya juga
“doushita no?” tanya yabu
“itu…” tunjuk thalia pada seorang pria yang sedang di peluk oleh seorang perempuan
“daiki kun?” tanya yabu dengan suara yang sedikit keras membuat orang yang di panggil pun menoleh
“aree? Thalia-chan? Yabu-kun? Kalian..?” tanya daiki sambil melihat thalia dan yabu yang bergandengan tangan
“apa hubungan mereka sebenarnya?” tanya daiki dalam hati tak mempercayai kenyataan ini..
---------------------------------------------------------------------------------------------------

TBC ya minna ><

gomen lama menunggu..

4 komentar:

  1. ho...kali ini POV nya udah banyaaakkk..hehehe..^^
    udah bagus, cuma pemilihan kata aja lebih bagus ya say...^^
    Ganbatte!! ^^)9

    BalasHapus
  2. hehe...^^
    Iya bunda.. Aku jg lg mikirin itu.. Wkwkwk..
    Un.. Gambarimasu..

    BalasHapus
  3. Jen, gw kan di part 3 dah pegangan tangan ma daidai. Update donk........

    BalasHapus
  4. yank mana deb? mank pegangan tangan sampe 2x ngk blh?? :p
    wkwkwk

    BalasHapus